Sabtu, 23 Juli 2016

PERKEMBANGAN TRADISI HINDU-BUDDHA DAN PERUBAHAN DI INDONESIA

Perkembangan tradisi Hindu-Buddha ke Indonesia banyak membawa perubahan bagi bangsa Indonesia. Apa sajakah perubahan itu? Apakah pengaruhnya bagi bangsa Indonesia? Mari simak bahasan berikut.
Masuknya tradisi Hindu-Buddha ke Indonesia membawa perubahan pada sistem kepercayaan bangsa Indonesia. Pada awalnya, di Indonesia, berkembang kepercayaan animisme-dinamisme. Namun, setelah masuknya budaya Hindu-Buddha, kepercayaan terhadap arwah nenek moyang dan hal-hal gaib mulai menghilang, digantikan oleh agama Hindu dan Buddha. Selain membawa perubahan pada sistem kepercayaan, ternyata membawa perubahan pula pada berbagai bidang kehidupan masyarakat, yaitu:
A. STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT
1. Masa Kerajaan Hindu
Pada masa kerajaan Hindu, perubahan yang masuk ke dalam struktur sosial masyarakat bangsa Indonesia adalah berlakunya sistem kasta, yaitu penggolongan masyarakat atas golongan berdasarkan kedudukan, status ekonomi, dan pekerjaannya. Dalam agama Hindu, dikenal lima pembagian kasta, yakni:
• Kasta Brahmana
Kasta Brahmana merupakan kasta tertinggi dalam struktur sosial masyarakat Hindu. Kasta Brahmana mencakup golongan para pendeta yang bertugas memimpin upacara-upacara keagaman dan memberi petunjuk kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk raja, bangsawan pedagang, bahkan masyarakat biasa. Dalam agama Hindu, Brahmana berfungsi sebagai penghubung manusia dengan Tuhan. 
• Kasta Ksatria
Golongan Ksatria merupakan kasta yang bertugas menjaga keamanan negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kasta Ksatria terdiri dari raja-raja dan prajurit. Raja dianggap sebagai keturunan dewa dan berkuasa di suatu wilayah berdasarkan perintah dewa.

• Kasta Waisya
Kasta Waisya merupakan kasta bagi golongan pedagang dan petani. Golongan Waisya dianggap penting dalam masyarakat, karena tanpa kehadiran mereka, kebutuhan bahan makanan tidak dapat terpenuhi. 
• Kasta Sudra
Kasta Sudra merupakan kasta yang kedudukannya paling rendah dalam masyarakat. Orang-orang yang termasuk dalam kasta Sudra tidak memiliki harta yang cukup utuk menopang kehidupannya. Mereka hanya mempunyai tenaga saja, sehingga umumnya bekerja pada golongan di atasnya sebagai pembantu atau tukang. 
• Kasta Paria
Kasta Paria merupakan kasta yang tidak diterima oleh masyarakat. Orang yang tergolong kedalam kasta ini dianggap tidak mampu menyesuaikan diri dengan adat-istiadat yang ada di dalam masyarakat.
2. Masa Kerajaan Buddha
Pada masa kerajaan Buddha, tidak ada sistem kasta seperti pada agama Hindu. Menurut ajaran Buddha, masyarakat dapat menentukan kedudukan berdasarkan usahanya sendiri. Secara umum, golongan dalam masyarakat ini dapat dibagi atas dua golongan, yaitu golongan Bhiksu/Bhiksuni yang telah berhasil meninggalkan nafsu duniawi dan tinggal dalam Wihara, serta golongan masyarakat umum.
B. PENDIDIKAN
Pada awal masa Hindu-Buddha, pendidikan dilakukan melalui pendidikan luar sekolah, baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Namun, perlahan terjadi perubahan dengan munculnya lembaga pendidikan yang mengajarkan ajaran agama kepada pemeluknya. Pendidikan ini dilakukan di Pura, Kuil, Wihara, dan lainnya. Pendidikan agama ini bertujuan untuk menghasilkan pendeta yang ahli dalam bidang agamanya. 
Pendidikan yang dimulai pada awal masa Hindu-Buddha ini sekaligus mengakhiri masa prasejarah akibat adanya kebudayaan berupa bahasa dan tulisan. Selain itu, banyak orang Indonesia yang pergi ke India untuk belajar agama. Sekembalinya dari sana, mereka membawa ilmu agama, pengetahuan, dan teknologi untuk masyarakat Indonesia.
C. KESENIAN
Pengaruh budaya Hindu-Buddha terhadap kebudayaan Indonesia terbukti dengan ditemukannya patung Buddha langgam Amarawati di Sempaga, Sulawesi Selatan. Selain itu, juga ditemukan relief cerita Sang Buddha yang bercirikan seni rupa India pada Candi Borobudur dan cerita Ramayana pada Candi Prambanan, meskipun sudah bercampur dengan kebudayaan asli. Unsur kebudayaan India juga ditemukan pada seni sastra. Salah satunya adalah penggunaan bahasa Sansekerta dalam karya sastra Indonesia dengan huruf Pallawa pada kitab dan prasasti-prasasti seperti di Kutai, Trumanegara, dan lainnya.
D. TEKNOLOGI
Perkembangan teknologi pada masa Hindu-Buddha yang paling berpengaruh adalah teknologi pembuatan bangunan. Hal ini terbukti dengan banyaknya peninggalan candi di Indonesia. Candi berasal dari nama Dewi Durga (Dewi Maut), yaitu Candika. Candi mempunyai tiga bagian, yaitu bagian kaki candi yang berbentuk bujur sangkar, tubuh candi, dan atap candi. Pada umumnya, candi menggunakan batu kali serta batu bata. 
Selain candi, peninggalan Hindu-Buddha juga memperkenalkan tata bangunan, yaitu mendirikan bangunan dengan perencanaan sehingga diperoleh bentuk yang indah. Pembuatan alat-alat rumah tangga, perhiasan, dan perlengkapan berburu yang terbuat dari logam juga merupakan salah satu teknologi yang diperkenalkan pada masa Hindu-Buddha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar