Kamis, 28 Juli 2016

Kerajaan Demak

KERAJAAN DEMAK 

Apakah corak agama yang mempengaruhi Kerajaan Demak? Bagaimanakah hubungan yang dimiliki Kerajaan Demak dengan Kerajaan Majapahit? Berikut penjelasannya.
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1478. Raden Patah diketahui sebagai bangsawan Kerajaan Majapahit yang diberi jabatan sebagai Adipati di Demak. Kerajaan Demak mendapat peneguhan dari Wali Songo yang secara langsung menyepakati dan menobatkan Raden Patah sebagai Sultan Demak pertama. Pasca penobatan sebagai Sultan, Raden Patah dengan bantuan dari pimpinan daerah-daerah lain yang telah terlebih dahulu menganut Islam seperti Jepara, Tuban, dan Gresik, memutuskan ikatan dengan Kerajaan Majapahit.
Terletak di tepi pantai utara Pulau Jawa, Kerajaan Demak adalah kerajaan pertama yang menjalankan pemerintahannya berdasarkan ajaran Islam. Di bawah pemerintahan Raden Patah, Kerajaan Demak memperluas daerah kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan lain di pesisir Pulau Jawa, seperti Lasem, Tuban, Sedayu, Gresik, Cirebon, dan Banten. Salah satu landmark dari Kerajaan Demak saat itu adalah Mesjid Agung Demak, yang menjadi lokasi para Wali Songo dan pimpinan Kerajaan Demak mengadakan pertemuan untuk membahas perluasan kekuasaan dan kegiatan dakwah Islam ke seluruh Pulau Jawa.
Beberapa raja yang pernah memerintah di Kerajaan Demak dan membawa kejayaan, antara lain:
1) Raden Patah
Raden Patah atau dikenal dengan nama Pangeran Jimbun adalah keturunan terakhir dari raja terakhir Majapahit. Raden Patah mendalami Islam setelah mendapatkan kunjungan dari utusan Kaisar Cina, Laksamana Cheng Ho, yang dikenal sebagai seorang panglima beragama Islam. Beliau mendalami ajaran Islam bersama dengan pemuda lainnya, seperti Raden Paku (Sunan Giri), Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kosim (Sunan Drajat). Setelah dianggap mampu mengamalkan ajaran Islam, Raden Patah dipercayai untuk menetap di daerah Bintara, yang direncanakan oleh Wali Songo sebagai pusat kerajaan Islam di Jawa. 
Memerintah di kurun waktu 1500-1518, Raden Patah membentuk Demak sebagai kerajaan agraris-maritim. Pada masa pemerintahannya, dilakukan penaklukan terhadap Kerajaan Majapahit dengan memindahkan seluruh benda upacara dan pusaka Kerajaan Majapahit ke Demak. Kerajaan Demak di bawah Raden Patah menjalin hubungan yang baik dengan Kerajaan Malaka, namun hubungan terputus ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511. 
2) Adipati Unus
Memerintah setelah wafatnya Raden Patah pada kurun waktu 1518-1521, Adipati Unus adalah pemimpin yang ditugasi Raden Patah untuk melakukan serangan terhadap Portugis yang menguasai Kerajaan Malaka. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak berlangsung lama, karena ia lantas meninggal dalam usia yang relatif muda. 
3) Sultan Trenggana
Memerintah Kerajaan Demak pada kurun waktu 1521-1546, ia berhasil membawa Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaan. Bukti utama adalah perluasan daerah kekuasaan Kerajaan Demak hingga ke daerah Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah. Daerah yang berhasil dikuasai, antara lain, Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Serangan yang dilakukan ke Jawa Barat lebih kepada upaya untuk menggagalkan hubungan yang ingin dijalin Portugis dengan Kerajaan Padjajaran.
Kerajaan Demak mengalami kemunduran pasca wafatnya Sultan Trenggana karena munculnya perang perebutan kekuasaan di antara para ahli waris untuk merebut tahta. Perang saudara berakhir setelah naiknya Jaka Tingkir sebagai Raja dan penobatannya dilakukan oleh Sunan Giri. Setelah menjadi Raja, Jaka Tingkir diberi gelar Sultan Handiwijaya dan memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Demak ke Pajang pada tahun 1568.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar