Kamis, 28 Juli 2016

Kerajaan Kediri

KERAJAAN KEDIRI

Kerajaan Kediri memiliki hubungan dengan dengan Kerajaan Mataram Kuno. Bagaimanakah lebih lanjut mengenai keberadaan Kerajaan Kediri? Apa saja sumber sejarah yang mengulas tentang Kerajaan Kediri? Berikut penjelasannya.
Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan besar di Jawa Timur pada abad ke-12. Kerajaan Kediri merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno dengan pusat kerajaan terletak di tepi Sungai Brantas yang adalah jalur perdagangan. Disebut dengan bagian dari kerajaan Mataram Kuno, karena pada tahun 1041 SM, Raja Airlangga dari Mataram memerintahkan pembagian kerajaan menjadi dua bagian sebelum ia memasuki masa pertapaannya. Pembagian kerajaan dilakukan oleh seorang Brahmana yang terkenal pada masanya, yakni Mpu Bharada. Kerajaan dibagi menjadi dua wilayah, yaitu Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri). Kedua wilayah kerajaan dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas. Pembagian wilayah ini dicantumkan dalam Prasasti Mahaksubya (1289), Kitab Negarakertagama (1365) dan Kitab Calon Arang (1540).
Sejarah Kerajaan Kediri termasuk banyak diperbincangkan. Hal ini dikarenakan banyaknya pemimpin dari Kerajaan Kediri ini yang mashyur di masanya. Sebagai contoh, Akuwu Tumapel Tunggul Ametung, yang adalah raja di Kerajaan Kediri ketika raja terdahulu, Kertajaya, berselisih dengan golongan pendeta. Kedudukan Tunggul Ametung tidak berlangsung dalam waktu yang lama, karena penaklukan yang dilakukan oleh Ken Arok. Dengan memanfaatkan wilayah kerajaan, Ken Arok membangun Kerajaan Singasari di atas kerajaan Kediri.
Kerajaan Kediri kembali menggeliat ketika Singasari berada di bawah pimpinan Kertanegara. Raja Kediri yang diasingkan, Jayakatwang, bergabung dengan tokoh dari Sumenep (Madura) untuk menjatuhkan Kertanegara. Peperangan yang dilakukan berakhir pada tahun 1292 dengan keberhasilan Jayakatwang mengalahkan Kertanegara. Kejayaan Kerajaan Kediri berlangsung semasa pemerintahan Jayabaya (1130-1157). Dengan sikap yang merakyat dan visi pemerintahan yang jauh ke depan, Kerajaan Kediri tumbuh menjadi tempat tentram dengan hasil alam yang melimpah untuk dimanfaatkan masyarakatnya.
Beberapa ciri menonjol dari Kerajaan Kediri adalah tingkat kesejahteraan rakyat yang berkembang dengan sangat baik. Hal ini terlihat dari pengaturan tata kota dan kebudayaan masyarakat sendiri. Seni sastra menempati urutan teratas dari peninggalan Kerajaan Kediri yang paling banyak ditemui. Kitab Hariwangsa dan Gatotkaca Sraya oleh Mpu Panaluh, Kitab Simaradahana oleh Mpu Darmaja, Kitab Kresnayana oleh Mpu Triguna, dan Kitab Sumanasantaka oleh Mpu Monaguna adalah beberapa karya sastra yang dihasilkan pada masa pemerintahan Kerajaan Kediri.
Dalam masyarakat sendiri, berlangsung pembagian kedudukan berdasarkan golongan sosial, yaitu:
• Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja, beberapa kaum kerabatnya, serta kelompok pelayannya.
• Golongan masyarakat tani (daerah), yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di daerah.
• Golongan masyarakat non-pemerintah, yaitu golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi atau masyarakat pedagang.
Sumber sejarah mengenai Kerajaan Kediri dapat dijumpai dalam beberapa situs, yaitu:
a) Penemuan Situs Tondowongso, memberikan informasi tentang pembangunan pada masa Kerajaan Kediri.
b) Arca Desa Gayam, Patung Dewa Siwa Catur Muka atau bermuka empat yang tergolong langka karena adalah penemuan pertama.
c) Kitab Ling Wai Tai Ta oleh Chou Ku Fei pada tahun 1178 menceritakan tentang kebiasaan masyarakat Kediri dalam berpakaian sehari-hari.
d) Kitab Chi Fan Chi menerangkan tentang kemampuan Kerajaan Kediri untuk memberikan penghasilan tetap kepada para pegawainya dengan memberikan hasil bumi.
e) Prasasti Hantang tahun 1135 menjelaskan tentang Kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Jayabaya.
Perekonomian masyarakat di masa Kerajaan Kediri bersumber dari usaha perdagangan, peternakan, dan pertanian. Kerajaan Kediri juga dikenal sebagai penghasil beras, kapas, dan ulat sutra. Dalam perkembangannya, Kerajaan Kediri yang beribukota Daha tumbuh menjadi kerajaan besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar