Kamis, 28 Juli 2016

Kerajaan Samudra Pasai

KERAJAAN SAMUDERA PASAI


Berada di utara Pulau Sumatera, Kerajaan Samudera Pasai adalah salah satu dari kerajaan Islam terbesar di Nusantara. Bagaimanakah keberadaan Kerajaan Samudera Pasai? Bagaimanakah kehidupan masyarakat Kerajaan Samudera Pasai? Berikut penjelasannya.
Salah satu kerajaan Islam di Indonesia yang berkembang dengan pesat adalah kerajaan Samudera Pasai. Terletak di utara Pulau Sumatera, daerah ini adalah yang pertama kali disinggahi oleh saudagar-saudagar Islam yang datang dari Arab, Mesir, Persia, dan Gujarat. Kedatangan para saudagar tersebut adalah untuk melakukan perdagangan di daerah Sumatera, sekaligus menyebarluaskan ajaran Islam di wilayah yang disinggahinya.
Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Nizamudin Al-Kamil pada tahun 1267. Al-Kamil merupakan Laksamana Angkatan Laut dari Mesir sewaktu Dinasti Fatimiyah berkuasa. Ia ditugaskan untuk merebut wilayah pelabuhan di Gujarat pada tahun 1238. Setelah melaksanakan tugasnya, Al-Kamil mendirikan Kerajaan Samudera Pasai untuk menguasai perdagangan lada di wilayah Sumatera. Kerajaan Samudera Pasai diyakini berpaham Islam Syiah karena Dinasti Fatimiyah di Mesir saat itu beraliran Syiah. Runtuhnya Dinasti Fatimiyah di Mesir dan digantikan dengan Dinasti Mamuluk turut berpengaruh pada peralihan kekuasaan di Kerajaan Samudera Pasai. Dinasti Mamuluk mengambil alih Kerajaan Samudera Pasai sembari membersihkan pengaruh Syiah dan menguasai pasar untuk komoditi rempah-rempah.
Raja Samudera Pasai selanjutnya adalah Marah Silu, diberi gelar Malikul Saleh. Gelar tersebut sama dengan tokoh yang membangun Dinasti Mamuluk pertama kali di Mesir. Semasa pemerintahannya, Kerajaan Samudera Pasai berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dan pengembangan agama Islam bermazhab Syafi’i. Pada masa ini, Kerajaan Samudera Pasai mendapatkan kunjungan dari Marco Polo yang singgah dalam perjalanannya dari Tiongkok menuju Persia.
Kehidupan politik masyarakat di masa Kerajaan Samudera Pasai diatur oleh lembaga negara dengan tugas yang sudah terperinci dengan baik. Negara juga memiliki angkatan perang laut dan darat yang kuat. Kehidupan ekonomi masyarakat bergantung kepada dunia pelayaran dan perdagangan, sedangkan komoditi dagang utama masyarakat adalah rempah-rempah, terutama lada. Beberapa bukti kejayaan Kerajaan Samudera Pasai, di antaranya:
1) Adanya mata uang yang diciptakan sendiri sebagai alat pembayaran. Mata uang ini terbuat dari emas dan dinamakan dirham.
2) Ekspor lada ke beberapa negara Asia dengan jumlah besar setiap tahunnya.
3) Hubungan dagang yang luas dan baik dengan kerajaan-kerajaan lain dan para pedagang di Pulau Jawa. Pedagang dari Pulau Jawa bahkan mendapatkan pembebasan pembayaran cukai untuk aktivitas di Pelabuhan Kerajaan Samudera Pasai.
4) Perkembangan karya tulis dan sastra dengan memanfaatkan huruf Arab untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu. Bahasa ini dikenal dengan bahasa Jawi dan hurufnya sebagai Arab Jawi. 
5) Hubungan diplomatik yang baik dengan negara tetangga. Pada masa pemerintahan Sultan Malik as-Shalih, disebutkan bahwa Cina meminta kepada Kerajaan Samudera Pasai untuk mengirimkan orang sebagai utusan untuk Kerajaan Cina. Selain itu, terjalin juga hubungan dengan berbagai negara di Timur Tengah. Salah satunya adalah Persia atau Iran.
Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran akibat beberapa permasalahan. Dari dalam kerajaan adalah akibat tidak adanya pemimpin yang kuat sepeninggal Sultan Malik At-Thahrir. Akibatnya, penyebaran agama Islam terhambat sehingga diambil alih oleh Kesultanan Aceh. Dari pihak luar, kemunduran disebabkan oleh:
• Serangan Mahapahit (1339) 
Semasa Mahapatih Gajah Mada, Kerajaan Samudera Pasai adalah salah satu kerajaan besar di Sumatera yang menjadi misi penaklukan yang bermaksud menggabungkan seluruh Nusantara di bawah Kerajaan Majapahit. Mulanya, Gajah Mada mengirimkan armada perang ‘Ekspedisi Pamalayu’ untuk melakukan serangan di Aceh. Upaya penaklukan ini berlangsung dalam waktu yang lama dan seiring dengan kian meluasnya kekuasaan Kerajaan Majapahit di Selat Malaka, maka Kerajaan Samudera Pasai pun berhasil ditaklukkan.
• Pendirian Bandar Malaka
Samudera Pasai adalah salah satu kota perdagangan di Selat Malaka dengan tingkat kesibukan yang tinggi dari abad XIII hingga awal abad XVI. Namun, setelah berdirinya Kerajaan Malaka, kondisi perdagangan di Samudera Pasai menjadi sepi dikarenakan lebih strategisnya posisi Bandar Malaka.
• Serangan Portugis
Pasukan Portugis memanfaatkan situasi di Kerajaan Samudera Pasai yang sedang lemah karena banyaknya perpecahan yang terjadi.
• Serangan dari Kesultanan Aceh
Serangan Kesultanan Aceh dipimpin oleh Sultan Ali Mughayat Syah dan menjadi akhir dari keberadaan Kerajaan Samudera Pasai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar