Setiap manusia pasti memiliki masa
lalu. Masa lalu yang pantas dikenang, baik yang menyenangkan maupun yang
membuat manusia sedih dalam hidupnya. Setiap hitungan waktu yang telah dilewati
oleh manusia merupakan bagian dari masa lalu. Sehingga, dapat dikatakan bahwa
sejarah dan kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan.Istilah sejarah mungkin
sudah sangat dekat dengan telinga kita. Hal ini disebabkan karena sejak duduk
dibangku sekolah dasar kita sudah diperkenalkan dengan sejarah. Umumnya sejarah
dikenal sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah lampau.
Menurut sejarawan Baverley Southgate
(1996), pengertian sejarah dapat didefinisikan sebagai “studi tentang peristiwa
di masa lampau”. Dengan demikian, sejarah merupakan peristiwa faktual di masa
lampau, bukan kisah fiktif apalagi rekayasa. Definisi menurut Baverley
Southgate merupakan pemahaman paling sederhana. Pengertian sejarah menurut
Baverley menghendaki pemahaman obyektif terhadap fakta-fakta historis
Begitu juga dalam hal ilmu. Ilmu
memiliki sejarah perkembangan yang sangat panjang. Menurut Tim Dosen Filsafat
Ilmu (2001:63), “perkembangan ilmu pengetahuan hingga seperti sekarang
ini tidaklah berlangsung secara mendadak, melainkan melalui proses
bertahap, dan evolutif”.
Pembahasan artikel ini dititik
beratkan pada perkembangan filsafat ilmu Barat. Karena memang selama ini yang
terlihat sebagai sentral adalah filsafat barat. Tetapi di lain sisi, juga akan
menampilkan sejarah perkembangan ilmu dari dunia Timur yang telah memberi kontribusi
terhadap perkembangan ilmu. Sehingga bisa diketahui bahwa semua ini adalah
rangkaian sejarah dan peradaban manusia yang telah terjadi, dan membawa dampak
bagi perkembangan ilmu.
Melalui artikel ini saya ingin
menjelaskan perkembangan ilmu dari zaman pra Yunani kuno sampai dengan zaman
Kontemporer. Hal itu bisa dilihat dari kaca mata periodisasinya, tokoh-tokoh
ilmuwan yang terkenal pada masa itu, dan juga karya-karya mereka. Selain itu
juga akan memberikan contoh revolusi ilmu, yang pada akhirnya memberikan
gambaran implikasi revolusi itu bagi perkembangan ilmu
2. Periodisasi Perkembangan Ilmu
serta Tokoh dan Karyanya
Sejarah dapat dilihat dari segi
kronologis dan geografis. Untuk itu, bisa dilihat dengan kurun waktu dimana
sejarah itu terjadi. Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu pengetahuan
menampilkan ciri khas atau karakteristik tertentu. Tetapi dalam pembagian
periode ada perbedaan dalam jumlahnya. Dalam buku Pengantar Filsafat Ilmu karangan
The Liang Gie (1996), buku Sejarah Filsafat Ilmu & Teknologi
karangan Burhanuddin Salam (2004), buku Filsafat Ilmu dan Perkembangannya
karangan M. Thoyibi (1997), serta buku Filsafat Ilmu yang disusun oleh
Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001) terdapat perbedaan pembahasan tentang
periode. Maka dari itu, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan secara mudah, disini telah
dilakukan pembagian atau klasifikasi secara garis besar. Berikut adalah
penjelasan singkat dari masing-masing periode, tokoh yang berpengaruh dan
karya-karya mereka.
2.1 Zaman Pra Yunani Kuno
Pada zaman ini, secara umum terbagi
menjadi tiga fase. Pertama, zaman Batu Tua yang berlangsung 4 juta tahun
SM (Sebelum Masehi) sampai 20.000/10.000 SM. Pada zaman ini telah mempunyai
beberapa ciri khas, di antaranya adalah menggunakan alat-alat sederhana yang
dibuat dari batu dan tulang, mengenal cocok taman dan beternak,
dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan pengamatan primitif menggunakan
sistem “trial and error” (mencoba-coba dan salah) kemudian bisa
berkembang menjadi “know how“.
Kedua, zaman Batu Muda yang berlangsung 10.000 SM sampai 2000 SM
atau abad 100 sampai abad 20 SM. Dalam zaman ini telah berkembang
kemampuan-kemampuan yang sangat siginifikan. Kemampuan itu berupa kemampuan
menulis (dinyatakan dengan gambar dan symbol atau lambang-lambang), kemampuan
membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan kemampuan berhitung.
Dalam zaman ini juga berkembang masalah perbintangan, matematika, perdagangan, dan
hukum. Ketiga, zaman Logam. Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM sampai
dengan abad 6 SM. Pada zaman ini pemakaian logam sebagai bahan peralatan
sehari-hari, baik sebagai perhiasan,
peralatan masak, atau bahkan peralatan perang.
Pada zaman Batu Tua, yang menjadi
tokoh utama disebut-sebut dengan manusia purba. Belum ditemukan secara spesifik
data diri mereka, tetapi yang terlihat secara jelas adalah hasil karya mereka.
Karya-karya mereka yang fenomenal adalah peralatan yang terbuat dari batu dan tulang.
Dengan berjalannya waktu, pada zaman Batu Muda sudah ada kerajaan-kerajaan
besar yang ikut andil dalam mengukir sejarah. Kerajaan itu adalah Mesir,
Babylon, Sumeria, Niniveh, India , dan Cina. Karya-karya yang didapat dari
zaman ini berupa batu Rosetta (Hieroglip), segitiga dengan unit 3,4,5
(segitiga siku-siku), nilai logam sebagai nilai tukar, perundangan yang
ditulis, lukisan di dinding gua, tulisan Kanji (Pistographic Writing),
dan zodiac (Salam, 2004: 30-34). Sedangkan menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM
(2001), menemukakan bahwa di India sudah menemukan roda pemutar untuk pembuatan
tembikar pada abad 30 SM dan punah (akibat bencana dan perang) pada abad 20 SM.
Pada zaman Logam didominasi oleh
kerajaan Mesir. Tetapi kerajaan Cina dan Sumeria juga masih mempunyai peran.
Pada masa ini karya-karya yang ada berupa didominasi dengan alat-alat yang
terbuat dari besi dan perunggu. Seni membuat patung juga menjadi karya
fenomenal pada masanya, bahkan sampai saat ini. Contohnya adalah karya-karya
dari Mesir, seperti patung istri raja Fir’aun (Neferitti). Menurut
Brouwer (1982) dalam buku Filsafat Ilmu yang disusun oleh Tim Dosen
Filsafat Ilmu UGM (2001) di antara abad 15 SM di Sumeria (Irak) telah
menggunakan alat-alat dari besi. Selain itu, di Cina pada abad 15 SM dinasti
Shang telah menggunakan peralatan perang dari perunggu dan pada abad 5 SM
dinasti Chin telah menggunakan besi untuk peralatan perang
2.1 Zaman Yunani Kuno
Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM
sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap “an inquiring
attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis)”,
dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap “receptive
attitude mind (sikap menerima segitu saja)”. Sehingga pada zaman ini
filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman
keemasannya (Zaman Hellenisme) di bawah pimpinan Iskandar
Agung (356 – 323 SM) dari
Macedonia, yang
merupakan salah seorang murid Aristoteles.
Pada abad ke-0 M, perkembangan ilmu
mulai mendapat hambatan. hal ini disebabkan dengan kelahiran
Kristen. Pada pada abad pertama sampai abad ke-2 M mulai ada pembagian
wilayah perkembangan ilmu. Wilayah
pertama berpusat di Athena, yang difokuskan di bidang kemampuan intelektual.
Sedangkan wilayah yang kedua berpusat di Alexandria, yang fokus pada bidang
empiris.
Setelah Alexandria dikuasai oleh
Roma yang tertarik dengan hal-hal abstak, pada abad ke-4 dan ke-5 M ilmu
pengetahuan benar-benar beku. Menurut Hull dalam buku karangan Salam (2004:52),
hal ini disebabkan oleh tiga pokok penting: 1) pengusa Roma yang menekan
kebebasan berpikir 2) ajaran Kristen yang tidak boleh disangkal 3) kerjasama
gereja dan pengusa sebagai otoritas kebenaran. Walaupun begitu pada abad ke-2 M
sempat ada Galen (bidang kedokteran) dan tokoh aljabar, Pappus dan Diopanthus
yang berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Pada zaman ini banyak bermunculan
ilmuwan-ilmuwan terkemuka. Menurut Burhanuddin Salam (2004), M. Thoyibi (1997),
serta Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001), ada beberapa nama yang popular pada
masa ini, yaitu:
a. Thales (624-545 SM) dari Miletos, Yunani (sekarang bagian dari Turki) adalah filsuf pertama sebelum masa Sokrates.
Menurutnya, zat utama yang menjadi dasar segala materi adalah air. Pada masanya ia menjadi filusuf yang mempertanyakan isi
dasar alam.
b. Pythagoras
(582 SM – 496 SM) adalah
seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai “Bapak Bilangan”, dan salah satu
peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa
dari suatu segitiga
siku- siku adalah sama dengan jumlah kuadrat
dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah
banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan
kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara
matematis. Selain itu, Pythagoras berhasil membuat lembaga pendidikan yang
disebut “Pythagoras Society“. Selain itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika
ia berhasil menyumbang teori tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan
hubungan antara nada dengan panjang dawai.
c.
Socrates (470 SM – 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur tradisi filosofis Barat yang
paling penting. Socrates lahir di Athena. Ia tidak meninggalkan tulisan sebagai
karyanya. Tetapi pemikiranya dikenal melalui tulisan yang dibuat oleh muridnya,
yaitu Plato. Salah satu catatan Plato yang terkenal adalah Dialogue,
yang isinya berupa percakapan antara dua orang pria tentang berbagai topik
filsafat. Socrates percaya bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan bahwa salah
dan benar memainkan peranan yang penting dalam mendefinisikan hubungan
seseorang dengan lingkungan dan sesamanya. Sedangkan Sokrates sendiri mempunyai
metode sendiri yang dikenal dengan “Maieutike Tekhne” yang merupakan
metode dialetika untuk melahirkan kebenaran.
d. Socrates percaya akan gagasan
mengenai gaya tunggal dan transenden yang ada di balik pergerakan alam ini.
Dengan demikian, Socrates memiliki pandangan yang bertentangan dengan kepercayaan
umum masyarakat Yunani saat itu, yaitu kepercayaan pada kuil (oracle)
dari dewa-dewa. Pandangan yang ia bawa tersebut akhirnya membuatnya dipenjara
dengan tuduhan merusak ahlak pemuda-pemuda Athena. Pengadilan dan cobaan yang
dialaminya digambarkan dalam catatan Apology oleh Plato, sedangkan
serangkaian percakapannya dengan para siswanya ketika ia dipenjara digambarkan
dalam Phaedo, juga oleh Plato. Bagaimanapun, Socrates dinyatakan
bersalah dan ia ditawarkan untuk bunuh diri dengan meminum racun. Penawaran
tersebut diterimanya dengan tenang, meskipun para siswanya telah berulangkali
membujuknya untuk melarikan diri. Menurut Phaedo, Socrates meninggal
dengan tenang dengan dikelilingi oleh kawan-kawan dan siswanya.
e. Walaupun demikian,
sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode
penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk
menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan
sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.
f. Aristoteles (384 SM – 322 SM) adalah
seorang filsuf Yunani, murid
dari Plato dan guru
dari Alexander yang Agung. Ia memberikan kontribusi di bidang Metafisika, Fisika,
Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam. Di bidang ilmu alam,
ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies
biologi secara sistematis. Sementara itu, di bidang politik,
Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk
demokrasi dan monarki. Dari kontribusinya, yang paling penting adalah
masalah logika dan Teologi (Metefisika). Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini
masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal.
Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya
observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking). Logika yang digunakan untuk
menjelaskan cara menarik kesimpulan yang dikemukakan oleh Aristoteles
didasarkan pada susunan pikir (syllogisme).
g. Dari keseluruhan kontribusi
yang diberikan oleh Aristoteles, dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles
sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada
umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan
oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides
(1135 – 1204), dan dengan theologi Islam oleh Ibnu Rusyid
(1126 – 1198).
h. Plato (427 SM – 347 SM) ia
adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles.
Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (Politeia) di mana ia menguraikan garis besar
pandangannya pada keadaan “ideal”. Selain itu, ia juga menulis ‘Hukum’ dan
banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Sumbangsih Plato yang terpenting
tentu saja adalah ilmunya mengenai ide. Dunia fana ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan
daripada dunia ideal. Di dunia ideal semuanya sangat sempurna. Hal ini
tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi
juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja
konsep mengenai “kebajikan” dan “kebenaran”. Konsep yang dikembangkan
oleh Plato ini bertitik belakang dari perdebatan dari konsep yang diusung oleh
Parminedes yang menganggap sesuatu realitas itu berasal dari satu hal (The
One) yang tetap, dan konsep yang dikemukakan oleh Heraklios yang bertitik
tolak dari hal yang banyak (The Many) yang selalu berubah.
Selain itu, masih ada nama-nama
seperti Anaximander (610 SM – 546 SM) siswa Thales, sang filsuf pertama. Ia hidup pada abad ke 6 SM di Miletos. Berbeda dengan Thales, ia berpendapat bahwa permulaan yang
pertama, tidaklah bisa ditentukan (Apeiron), karena tidaklah memiliki
sifat-sifat zat yang ada sekarang. Anaximenes yang hidup
pada abad ke 6 S.M., masih satu generasi dengan Anaximander
dan juga dianggap sebagai seorang “filsuf alam”, ia berpendapat bahwa zat yang
awal ada adalah udara. Ia menganggap bahwa semuanya di alam semesta
dirasuki dengan udara. Demokreitos (460-370 SM), ia
mengembangkan teori mengenai atom sebagai dasar materi, sehingga ia dikenal sebagai “Bapak Atom Pertama”. Karyanya
dijadikan sebagai pelopor ilmu fisika materi yang menutup kemungkinan akan adanya intervensi Tuhan atau dewa. Demokreitos juga menjadi orang pertama yang
berpendapat bahwa galaksi Bimasakti
merupakan kumpulan cahaya gugusan bintang yang letaknya saling berjauhan. Menurut Tim
Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001:69), pemikiran yang dikonsepkan oleh Demokritos
yang membahas tentang atom ini mengandung beberapa sifat pokok. Pertama,
materialistic-monistik yang menyatakan bahwa atom sekedar materi sendiri
dan sekelilingnya hampa. Kedua, developmental dynamics, yang menyatakan
atom selalu bergerak. Ketiga, murni alamiah (pure natural) yang
menyatakan bahwa atom tidak dipengaruhi sesuatu disekelilingnya. Keeempat,
bersifat kebetulan (by chance) yang berarti bahwa pergerakan atom
terjadi tanpa tujuan. Euklides (330-273 SM) ialah ahli matematik
dari Alexandria.
Dalam bukunya yang berjudul Elemen,
ia – sebagai bapak geometri – mengemukakan teori bilangan
dan geometri.
Menurutnya satu hal yang paling penting untuk dicatat, bahwa dalam pembuktian
teorema-teorema geometri tak diperlukan adanya contoh dari dunia nyata tetapi
cukup dengan deduksi logis menggunakan aksioma-aksioma yang telah dirumuskan.
Empedokles (484-424 SM) adalah seorang filsuf Yunani berpendapat bahwa materi terdiri atas empat unsur dasar yang ia sebut sebagai akar,
yaitu air, tanah, udara, dan api. Selain itu, ia menambahkan satu unsur lagi yang ia sebut cinta (philia). Hal ini dilakukannya untuk menerangkan adanya keterikatan
dari satu unsur ke unsur lainnya. Empedokles juga dikenal sebagai peletak dasar
ilmu-ilmu fisika dan biologi pada abad 4 dan 3 SM. Claudius
Ptolemaeus (90 SM -168 M), dia adalah seorang matematikawan, astronom, ahli geografi, astrolog dan seorang penyair dari satu epigram di Anthology Yunani. Dia tinggal di Mesir di bawah Kekaisaran Romawi. Ptolemaeus adalah pengarang
beberapa risalah ilmiah, tiga di antaranya akan melanjutkan penting untuk
kemudian Islam dan Eropa ilmu pengetahuan. Yang pertama adalah risalah astronomi
yang dikenal sebagai Almagest (The Great Risalah/Risalah Matematika). Yang kedua
adalah Geografi, yang merupakan diskusi teliti mengenai pengetahuan geografi
Yunani-Romawi dunia. Yang ketiga adalah risalah astrologi dikenal dalam
bahasa Yunani sebagai Apotelesmatika atau lebih umum dalam bahasa Yunani
sebagai Tetrabiblos (Empat buku). Selain itu, karena ia hidup di Mesir kemudian
astronom
arab, ahli
geografi dan ahli
fisika menyebutnya dengan namanya dalam bahasa Arab: Batlaymus. Diophantus (antara 214 M – 298 M),
adalah seorang ahli matematika dan karnya yang sangat terkenal adalah Arithmetica. Karyanya ini barkaitan dengan memecahkan persamaan aljabar, hal ini menyebabkan kemajuan luar biasa dalam teori bilangan, angka pecahan, dan juga membuat kemajuan dalam notasi
matematika. Galenus (129 M – 200 M), yang lebih dikenal dalam bahasa Inggris
sebagai Galen. Ia memiliki pengaruh besar dalam kedokteran Eropa. Galen melakukan perubahan besar di bidang kesehatan. Hal
yang ia lakukan di antaranya adalah oprasi pembedahan otak dan mata (mengoperasi katarak),
mengenalkan ilmu anatomi, dan mengemukakan empat cairan tubuh yaitu darah, empedu
kuning (yellow bile), empedu hitam (black bile) dan mukus. Empat
hal ini akan berputar sesuai dengan empat musim. Karya terbesarnya adalah tujuh
belas buku dari On the Usefulness of the Parts of the Human Body. Dan
juga Archimedes, (sekitar 287 SM – 212 SM) ia
adalah seorang ahli matematika, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur berbangsa Yunani. Archimedes, dianggap sebagai salah satu matematikawan terbesar
sepanjang masa, hal ini didasarkan pada temuannya berupa prinsip matematis
tuas, sistem katrol (yang didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal
sendirian saja), dan ulir penak, yaitu rancangan model planetarium yang dapat
menunjukkan gerak matahari, bulan, planet-planet, dan kemungkinan konstelasi di
langit. Di bidang matematika, penemuannya terhadap nilai phi lebih
mendekati dari ilmuan sebelumnya. Dari karya-karyanya yang bersifat eksperimental,
ia kemudian dijuluki sebagai, “Bapak IPA Eksperimental”.
Selain di Yunani, astronom dan ahli
matematika juga berkembang di India. Menurut Salam (2004:48), Aryabhata (476 M), malahirkan perhitunagn desimal sederhana. Dibidang
astronomi ia juga memperkenalkan sejumlah fungsi trigonometri (termasuk sinus, versine, kosinus dan sinus invers), trigonometri tabel, dan teknik-teknik dan algoritma dari aljabar.
b.
Zaman Pertengahan
Zaman ini masih berhubungan dengan
zaman sebelumnya. Karena awal mula zaman ini pada abad 6 M sampai sekitar abad
14 M. Zaman ini disebut dengan zaman kegelapan (The Dark Ages). Zaman
ini ditandai dengan tampilnya pada Theolog di lapangan ilmu pengetahuan.
Sehingga para ilmuwan yang ada pada zaman ini hampir semua adalah para Theolog.
Begitu pula dengan aktifitas keilmuan yang mereka lakukan harus berdasar atau
mendukung kepada agama. Ataupun dengan kata lain aktivitas ilmiah terkait erat
dengan aktivitas keagamaan. Pada zaman ini filsafat sering dikenal dengan
sebagai “Anchilla Theologiae (Pengabdi Agama)”. Selain itu, yang menjadi
ciri khas pada masa ini adalah dipakainya karya-karya Aristoteles dan Kitab
Suci sebagai pegangan.
Ketika Bangsa Eropa mangalami masa
kegelapan, kebangkitan justru menjadi milik Islam. Hal ini dimulai dari munculnya
Nabi Muhammad SAW pada abad ke-6 M, perluasan wilayah, pembinaan hukum serta
penerjemahan filsafat Yunani, dan kemajuan ilmu pengetahuan Islam pada abad
ke-7 M sampai abad ke-12 M. Pada masa ini Islam mandapatkan masa keemasannya (Golden
Age).
Selain itu, pada abad ini terjadi
perkembangan kebudayaan di Asia Selatan dan Timur, seperti Ajaran Lao Tse
(menjaga keharmonisan dengan alam) dan Confucius (konsep kode etik luhur
mangatur akal sehat).
Pada masa kegelapan ini ilmu
pengetahuan di Eropa tidak berkembang. Karya ilmuwan yang masih menjadi
pegangan hanya karya Aristoteles.Menurut Salam (2004), pada abad 12 M, yang
diklaim sebagai awal mula zaman Renaissance telah muncul beberapa nama yang
mempelopori di bidang ilmu dan eksperimen, yaitu:
1) Roger
Bacon (1214 M – 1294 M), juga dikenal dengan sebutan Doctor Mirabilis
(guru yang sangat mengagumkan). Ia adalah seorang filsuf Inggris yang
meletakkan penekanan pada empirisme,
dan dikenal sebagai salah seorang pendukung awal metode ilmiah
modern di dunia Barat. Teorinya menyatakan bahwa apa yang menjadi landasan awal
dan ujian akhir dari semua ilmu pengetahuan adalah pengalaman, dan syarat
mutlak untuk mengolah pengetahuan adalah dengan matematika. Sehingga ia dikenal
sebagai pelopor empirisme
2) Thomas
Aquinas (1225 M –1274 M) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis
dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae
(Ikhtisar Teologi).
Selain itu, karya Theologis Thomas yang sangat terkenal adalah “Summa Contra Gentiles (Ikhtisar Melawan Orang-Orang Kafir)”
3) Gerard
van Cremona (1114 M –1187 M), adalah seorang penerjemah Arab karya ilmiah. Dia adalah salah satu orang paling penting di
Toledo. Ia menerjemahkan sekitar 70 bahasa Arab dan karya-karya klasik Yunani
ke dalam bahasa Latin termasuk karya Euclidius, Al-Farabi, Al-Farghani dan karya-karya lain.
4) Giovanni
Boccaccio (1313 M – 1375 M) adalah seorang Italia penulis dan penyair. Karya yang dihasilkan dalam periode
ini meliputi Filostrato dan Teseida, Filocolo, sebuah versi prosa yang ada roman
Prancis, dan La Caccia di Diana, sebuah puisi dalam daftar sajak oktaf
neapolitan perempuan. Boccaccio terus bekerja, memproduksi Comedia delle
ninfe fiorentine (juga dikenal sebagai Ameto) campuran prosa dan
puisi, tahun 1341, menyelesaikan lima puluh canto puisi alegoris Amorosa visione di 1342 M, dan Fiammetta
di 1343 M. Salah satu karya terakhirnya di Italia, satu-satunya karya penting lainnya adalah Corbacci.
Sepanjang Eropa mengalami masa
kegelapan, di sebelah selatan Laut Tengah berkembang kerajaan bangsa Arab yang
dipengaruhi dengan Islam. Dengan berkembangnya pengaruh Islam, maka semakin
banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan Islam yang berperan dalam perkembangan Ilmu.
Dalam buku Sejarah Filsafat Ilmu & Teknologi karangan Burhanuddin
Salam (2004), buku Filsafat Ilmu dan Perkembangannya karangan M. Thoyibi
(1997), serta buku Filsafat Ilmu yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat
Ilmu UGM (2001), disebutkan beberapa tokoh ilmuwan muslim yang berpengaruh bagi
sejarah perkembangan ilmu. Mereka adalah sebagai berikut:
1) al-Fārābi
(870 M – 950 M). Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani
yang sangat ulung di dunia Islam. Kontribusinya terletak di berbagai bidang
seperti matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al-Farabi telah menulis berbagai buku tentang sosiologi
dan sebuah buku penting dalam bidang musik, Kitab
al-Musiqa. Selain itu, karyanya yang paling
terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama) yang
membahas tetang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan
antara rezim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam.
2) al-Khawārizmī
(780 M – 850 M). Hasil pemikirannya berdampak besar pada matematika,
yang terangkum dalam buku pertamanya, al-Jabar. Selain itu karyanya adalah al-Kitab
al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa’l-muqabala (Buku Rangkuman untuk Kalkulasi
dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan), Kitab surat al-ard
(Pemandangan Bumi). Karya tersebut masih tersimpan di Strassberg, Jerman
3) al-Kindi
(801 M – 873 M), bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari
kalangan Islam. Al Kindi
menuliskan banyak karya dalam berbagai bidang, geometri, astronomi, astrologi,
aritmatika, musik(yang dibangunnya dari berbagai prinip aritmatis), fisika,
medis, psikologi, meteorologi, dan politik
4) al-Ghazali
(1058 M – 1111 M) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang
dikenal sebagai Algazel di dunia Barat. Karya-karyanya berupa kitab Al-Munqidh
min adh-Dhalal, Al-Iqtishad fi al-I’tiqad, Al-Risalah
al-Qudsiyyah, Kitab al-Arba’in fi Ushul ad-Din, Mizan al-Amal,
Ad-Durrah al-Fakhirah fi Kasyf Ulum al-Akhirah, Ihya Ulumuddin
(Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama) merupakan karyanya yang terkenal, Kimiya
as-Sa’adah (Kimia Kebahagiaan), Misykah al-Anwar (The Niche of
Lights), Maqasid al-Falasifah, Tahafut al-Falasifah (buku ini
membahas kelemahan-kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi
oleh Ibnu Rushdi dalam buku Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of
the Incoherence), Al-Mushtasfa min ‘Ilm al-Ushul, Mi’yar al-Ilm (The
Standard Measure of Knowledge), al-Qistas al-Mustaqim (The Just
Balance), dan Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof
in Logic)
5) Ibnu
Sina (980 M –1037 M). Ia dikenal sebagai Avicenna di Dunia Barat.
Ia adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter. Bagi banyak orang, beliau
adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang
kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya
yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Karyanya
adalah The
Book of Healing dan The Canon of Medicine,
dikenal juga sebagai sebagai Al-Qanun fi At Tibb.
6) Ibnu
Rusyd (1126 M – 1198 M) yang dalam bahasa Latin
disebut dengan Averroes, dan ia adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia). Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat,
kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Karya
lain berupa Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih), Kulliyaat fi
At-Tib (buku kedokteran), Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa
Asy-Syari’at (filsafat dalam Islam dan menolak segala paham yang
bertentangan dengan filsafat).
7) Ibnu
Khaldun (1332 M – 1406 M) adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan
sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi,
sosiologi
dan ekonomi. Karyanya
yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).
8) Jabir
Ibnu Hayyan atau Gebert (721 M – 815 M). Dia adalah seorang
tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia.
9) Al-Razi
(865 M – 925 M) yang dikenal dengan nama Razes. Seorang dokter
klinis yang terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan satu penelitian Al-Kimi
atau sekarang lebih terkenal disebut ilmu Kimia.Di dalam penelitiannya pada
waktu itu Al-Razi sudah menggunakan peralatan khusus dan secara sistimatis
hasil karyanya dibukukan, sehingga orang sekarang tidak sulit mempelajarinya.
Disamping itu Al-Razi telah mengerjakan pula proses kimiawi seperti: Distilasi,
Kalsinasi dan sebagainya dan bukunya tersebut merupakan suatu buku pegangan
laboratorium Kimia yang pertama di dunia. orang pertama membuat jahitan pada
perut dengan benang dibuat dari serat, dan orang pertama yang berhasil
membedakan antara penyakit cacar dengan campak. Buku karya Al-Razi paling
termasyhur berjudul Al-Hawi Fi Ilm Al-Tadawi yang terdiri dari 30 jilid
dan dirangkum ke dalam 12 bagian dan Al-Mansuri, berisi tentang
pembedahan seluruh tubuh manusia.
10) Ibnu Haitham
dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen,
adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti
Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop
serta teleskop. Karyanya
yang terkenal adalah tentang optik dari tahun 1000, dalam Book of
Optics dan dan On Twilight Phenomena. Selain itu, masih ada buku
karangannya berupa Al’Jami’ fi Usul al’Hisab yang mengandungi
teori-teori ilmu metametik dan metametik penganalisaannya; Kitab al-Tahlil
wa al’Tarkib mengenai ilmu geometri; Kitab Tahlil ai’masa^il al
‘Adadiyah tentang algebra; Maqalah fi Istikhraj Simat al’Qiblah yang
mengupas tentang arah kiblat bagi segenap rantau; Maqalah fima Tad’u llaih
mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak dan Risalah fi
Sina’at al-Syi’r mengenai teknik penulisan puisi.
11) Al-Battani (850 M – 929 M) memberikan kontribusi untuk astronomi dan
matematika. Dalam astronomi, Al-Battani juga meningkatkan ketepatan pengukuran presesi
sumbu bumi.
Selain dari daftar nama ilmuwan di
atas, masih banyak lagi ilmuwan muslim yang lain. Dalam bidang fiqih ada Imam
Hanafi (699M – 767 M), Imam Malik (712 M -798 M), Imam Syafi’i (767 M – 820 M)
dan Imam Hanbali (780 M – 855 M) yang besar dengan kitab masing-masing.
Sementara dalam bidang sosial, terdapat nama Yaqut bin Abdullah al Hamawi (1179
M – 1229 M) yang mengarang kitab Mu’jam al-Buldan (Kamus Negara). Ibnu
Yunis, yang menggabungkan dokumen-dokumen penelitian yang dibuat 200 tahun
sebelumnya dan menyiapkannya untuk tabel astronomi Hakimite. Umar al-Khayyãm,
yang dikenal dengan karya kalender Jalali-nya yang sempurna dan dipakai
di Persia untuk penanggalan. Cendekiawan seperti Will Durant dan Fielding H. Garrison, kimiawan Muslim dianggap sebagai pendiri kimia. Abu Rayhan al-Biruni sebagai perintis indologi, geodesi dan antropologi.
Sebagian bangsa di Asia juga mulai
memperlihatkan perkembangan ilmu mereka. Dari Cina ada salah satu contoh
terbaik akan Shen Kuo (1031 M – 1095 M), seorang ilmuwan dan negarawan yang pertama
kali menggambarkan magnet-jarum kompas yang digunakan untuk navigasi, menemukan konsep utara sejati, perbaikan desain astronomi Gnomon, armillary bola, penglihatan
tabung, dan clepsydra, dan menggambarkan penggunaan drydocks untuk memperbaiki perahu. Selain itu, Shen Kuo juga
menyusun teori pembentukan tanah, atau geomorfologi. Ada juga Su Song (1020 M – 1101 M) juga seorang astronom yang menciptakan
langit bintang atlas peta, menulis sebuah risalah farmasi dengan subyek terkait
botani, zoologi, mineralogi, dan metalurgi, dan telah mendirikan besar astronomi clocktower di Kaifeng pada tahun 1088.
c.
Zaman Renaissance
Zaman ini berlangsung dari abad 14 M
sampai dengan abad 17 M. Renaissance sering diartikan dengan
kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu
dilahirkannya kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman ini juga
disebut dengan peralihan dan kebangkitan ketika kebudayaan abad tengah mulai
berubah menjadi kebudayaan yang modern, dan pemikiran yang terbebas dari
dogma-dogma agama. Hal ini ditandai dengan lahirnya penemuan-penemuan baru.
Pada masa kebangkitan ini, mulai
bermunculan ilmuwan-ilmuwan baru. Mereka telah menemukan teori atau konsep baru
yang menjadi sejarah dalam perkembangan ilmu. Burhanuddin Salam (2004), M.
Thoyibi (1997), dan Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001) sepakat dengan tokoh
ilmuwan yang berpengaruh pada masa ini, mereka adalah:
1) Niklas
Koppernigk atau Nicolaus Copernicus (1473 M – 1543 M) adalah seorang astronom, matematikawan,
dan ekonom yang
berkebangsaan Polandia. Ia mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahari).
Teorinya tentang matahari sebagai pusat Tata Surya, yang menjungkirbalikkan teori
geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta)
dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa, dan
merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern (teori
ini menimbulkan revolusi
ilmiah). Karya terobosannya berjudul On
the Revolutions of the Heavenly Spheres (Mengenai perputaran Bola-Bola
Langit), yang diterbitkan pada tahun 1543 M.
2) Galileo
Galilei (1564
M – 1642 M) adalah
seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi
ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara
lain adalah penyempurnaan teleskop (dengan 32x pembesaran) dan berbagai observasi astronomi
seperti menemukan satelit alami Jupiter -Io, Europa, Ganymede, dan Callisto-
pada 7 Januari 1610. Buku karangannya adalah Dialogo sopra i due massimi
sistemi del mondo yang kemudian diterbitkan di Florence pada 1632, dan Discorsi
e dimostrazioni matematiche, intorno à due nuove scienze diterbitkan di
Leiden pada 1638. Galileo juga sempat mengamati planet Neptunus pada 1612 namun
ia tidak menyadarinya sebagai planet. Pada buku catatannya, Neptunus tercatat
hanya sebagai sebuah bintang yang redup.
3) Tycho
Brahe (1546 M – 1601 M) adalah seorang bangsawan
Denmark yang
terkenal sebagai astronom/astrolog dan alkimiawan. Ia memiliki sebuah observatorium yang dinamai Uraniborg, di Pulau Hven. Tycho adalah astronom pengamat paling menonjol di zaman
pra-teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada zaman itu. Untuk penerbitan
karyanya, Tycho memiliki mesin cetak
dan pabrik
kertas. Asistennya yang paling terkenal
adalah Johannes Kepler.
4) Johannes
Kepler (1571 M – 1630 M), seorang tokoh penting dalam revolusi
ilmiah, ia adalah seorang astronom Jerman, matematikawan dan astrolog. Ia paling dikenal melalui hukum
gerakan planetnya. Kepler sangat dihargai bukan hanya
dalam bidang matematika, tetapi juga di bidang optik dan astronomi. Penjelasan
Kepler tentang pembiasan cahaya tertuang dalam buku Supplement to Witelo,
Expounding the Optical Part of Astronomy (Suplemen untuk Witelo,
Menjabarkan Bagian Optik dari Astronomi). Buku Kepler itu adalah tonggak
sejarah di bidang optik. Ia adalah orang pertama yang menjelaskan cara kerja
mata. Kepler mengerti bahwa matahari bukan sekadar pusat dari tata surya. Matahari
juga berfungsi seperti sebuah magnet, berputar pada porosnya dan mempengaruhi
gerakan planet-planet. Bagi Kepler, semua planet adalah benda-benda fisik yang
dengan harmonis diaturoleh serangkaian hukum yang beragam. Apa yang telah ia
pelajari dari Mars dan Bumi pasti berlaku juga atas semua planet. Jadi, ia
menyimpulkan bahwa setiap planet mengitari matahari dalam orbit elips pada
kecepatan yang bervariasi sesuai dengan jaraknya dari matahari. Karya Kapler
yang lain berupa buku Mysterium cosmographicum (Misteri Kosmmografis),
Astronomiae Pars Optica (Bagian Optik dari Astronomi), De
Stella nova in pede Serpentarii (Tentang Bintang Baru di Kaki Ophiuchus), Astronomia
nova (Astronomi
Baru), Dioptrice (Dioptre), Epitome astronomiae Copernicanae (diterbitkan
dalam tiga bagian dari 1618–1621), Harmonice Mundi (Keharmonisan
Dunia), Tabulae Rudolphinae (Tabel-Tabel
Rudolphine), dan Somnium (Mimpi).
5) Francis
Bacon (1561 M – 1626 M) adalah seorang filsuf, negarawan dan penulis Inggris.
Karya-karyanya membangun dan mempopulerkan matodologi induksi untuk penelitian
ilmiah, seringkali disebut metode Baconian atau, secara sederhana, metode
ilmiah. Karya Francis Bacon yang terpenting adalah Novum Organum. Dalam Novum
Organum, Bacon baru rincian sistem logika ia percaya akan lebih tinggi daripada cara lama silogisme,
yang dikenal sebagai metode Bacon. Karya ini sangat penting dalam perkembangan historis metode ilmiah.
6) Andreas
Vesalius (1514 M – 1564 M), ia adalah ahli anatomi. Karyanya berupa buku De
Humanis Corporis Fabrica (Pengerjaan Tubuh Manusia). Karyanya yang lain
ialah Tabulae Anatomicae Sex. tujuh jilid dari De humani corporis
fabrica, sebuah buku yang dipersembahkan untuk Charles V,
Andrea Vesalii suorum de humani corporis fabrica librorum epitome yang
didedikasikan untuk Philip
II dari Spanyol. Karya ini menekankan keutamaan
pembedahan dan memperkenalkan isilah pandangan anatomis tubuh manusia. Maka
dari itu, Vesalius disebut-sebut sebagai pemulai masa anatomi manusia modern.
Vesalius juga membuktikan bahwa tulang
dada (sternum) terdiri dari tiga bagian.
Ia pun juga menulis Radicis Chynae, sebuah teks pendek mengenai tumbuhan
obat.
d.
Zaman Modern
Zaman ini sebenarnya sudah terintis
mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata terlihat jelas pada abad 17
M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan ditandai dengan
adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. Menurut Slamet Iman Sontoso,
dalam buku yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001:79) ada tiga
sumber pokok yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan
pesat, yaitu hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan
negara Perancis, terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya
Istambul ke tangan Turki pada tahun 1453.
Ilmuwan pada zaman ini membuat
penemuan dalam bidang ilmiah. Eropa yang merupakan basis perkembangan ilmu
melahirkan ilmuwan yang populer. Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001: 79-83),
tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah Rene Dekrates, Isaac Newton,
Charles Darwin, dan J.J. Thompson. Keterangan lebih lengkap sebagai berikut:
1) Isaac
Newton (1643
M – 1727 M), ia
adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi,
filsuf alam, alkimiwan, dan teolog. Bahka ia
dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik. Karya bukunya Philosophiæ
Naturalis Principia Mathematica
yang diterbitkan pada tahun 1687. Buku ini meletakkan dasar-dasar mekanika klasik
(menjabarkan hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan
sains mengenai alam semesta selama tiga abad). Karyanya ini pada akhirnya
menyirnakan keraguan para ilmuwan akan heliosentrisme
dan memajukan revolusi
ilmiah. Dalam bidang optika, ia berhasil membangun teleskop
refleksi yang pertama dan mengembangkan
teori warna
berdasarkan pengamatan bahwa sebuah kaca prisma akan membagi cahaya putih
menjadi warna-warna lainnya. Ia juga merumuskan hukum pendinginan, mempelajari kecepatan suara,
serta perhitungan Calculus (differensial/integral). Buku-buku karyanya adalah Method
of Fluxions (1671), De
Motu Corporum 1684), Opticks (1704), Reports as Master of the Mint (1701–1725), Arithmetica Universalis (1707), dan An Historical Account of Two Notable Corruptions of
Scripture(1754).
2) René
Descartes (1596
M – 1650 M), ia
juga dikenal sebagai Renatus Cartesius. Ia adalah seorang filsuf dan matematikawan
Perancis. Karyanya
yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes
de prima Philosophia (1641). Descartes, kadang dipanggil “Penemu Filsafat
Modern” dan “Bapak Matematika Modern”. Pemikirannya membuat sebuah revolusi
falsafi di Eropa karena
pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali
kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Hasil pemikirannya berupa konsep “Aku
berpikir maka aku ada (I think, therefore I am). Meski paling dikenal
karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai pencipta sistem
koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan kalkulus modern.
3) Charles
Robert Darwin (1809 M – 1882 M) adalah seorang naturalis
Inggris yang
teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern
dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan
seleksi alam
sebagai mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu
hayat). Perjalanan lautnya ke seluruh dunia selama lima tahun di atas kapal HMS
Beagle tulisan-tulisannya yang berikutnya
menjadikannya seorang geologis terkemuka dan penulis yang terkenal. Pengamatan biologisnya
membawanya kepada kajian tentang transmutasi spesies dan ia mengembangkan teorinya tentang seleksi alam pada
1838. Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The
Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat
menjadi The Origin
of Species) merupakan karyanya yang paling
terkenal sampai sekarang. Buku ini menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama
sebagai penjelasan ilmiah yang dominan mengenai keanekaragaman di dalam alam.
Buku karangan Darwin tentang tanaman dan binatang, termasuk manusia, dan yang
menonjol adalah The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex dan The Expression of the Emotions in Man and Animals. Bukunya yang terakhir adalah tentang cacing tanah..
4) Joseph
John Thomson (1856 M –1940 M) ia adalah seorang ilmuwan yang penelitiannya membuahkan
penemuan elektron. Thomson mengetahui bahwa gas mampu menghantar listrik. Ia
menjadi perintis ilmu fisika nuklir. Struktur atom yang menjadi fokus Thomson ditulis dalam bukunya yang
berjudul Treatise on the Motion of Vortex Rings, Application of
Dynamics to Physics and Chemistry, Notes on Recent Researches in
Electricity and Magnetism, Properties of Matter , Elements of the
Mathematical Theory of Electricity and Magnetism, Discharge of
Electricity through Gases, The Structure of Light, The
Corpuscular Theory of Matter, Rays of Positive Electricity, The
Electron in Chemistry dan Conduction of Electricity through Gases.
Dia juga menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis atom-atom dan
molekul-molekul yang berbeda, dengan menggunakan sinar positif.
Selain pioneer di atas masih banyak
ilmuwan lain yang memegang peran dalam perkembangan ilmu. Diantaranya seperti Michael
Faraday (1791 M –1867 M) yang mendapat julukan “Bapak Listrik“, karena
berkat usahanya listrik menjadi teknologi yang banyak gunanya, dan Blaise
Pascal (1623 M – 1662 M) adalah seorang ahli matematika, fisika, dan agama filsuf. Karyanya berupa kontribusi penting pada pembangunan mekanis
kalkulator. Kemudian dari perkembangan ilmu sosial, muncul nama Auguste
Comte (1798 M – 1857 M). Menurut Thoyibi (1997:59), ia adalah tokoh yang
mengusung “Filsafat Positivisme” dengan karyanya Cours De Philosophie
Positive (Uraian tentang filsafat positivisme). Istilah dari “positif” ini
sebagai sesuatu yang nyata, tepat, pasti, dan memberi manfaat.
e.
Zaman Kontemporer
Zaman ini bermula dari abad 20 M dan
masih berlangsung hingga saat ini. Zaman ini ditandai dengan adanya
teknologi-teknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu yang semakin tajam dan
mendalam. Pada zaman ini bidang fisika menempati kedudukan paling tinggi dan
banyak dibicarakan oleh para filsuf. Hal ini disebabkan karena fisika dipandang
sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur
fundamental yang membentuk alam semesta.
Sebagian besar aplikasi ilmu dan
teknologi di abad 21 merupakan hasil penemuan mutakhir di abad 20. Pada zaman
ini, ilmuwan yang menonjol dan banyak dibicarakan adalah fisikawan. Bidang
fisika menjadi titik pusat perkembangan ilmu pada masa ini. Menurut Tim Dosen
Filsafat Ilmu UGM (2001: 83), fisikawan yang paling terkenal pada abad ke-20
adalah Albert Einstein. Ia lahir pada tanggal 14 Maret 1879 dan meninggal pada tanggal 18 April 1955 (umur 76 tahun). Alberth Einstein adalah seorang ilmuwan fisika.
Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum,
mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan
Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya
tentang efek fotoelektrik dan “pengabdiannya bagi Fisika Teoretis”. Karyanya yang
lain berupa gerak
Brownian, efek fotolistrik,
dan rumus Einstein yang paling dikenal adalah E=mc². Di
artikel pertamanya di tahun 1905 bernama “On the Motion-Required by the Molecular Kinetic
Theory of Heat-of Small Particles Suspended in a Stationary Liquid“,
mencakup penelitian tentang gerakan
Brownian. Menggunakan teori kinetik
cairan yang pada saat itu kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena, yang
masih kurang penjelasan yang memuaskan setelah beberapa dekade setelah ia
pertama kali diamati, memberikan bukti empirik (atas dasar pengamatan dan
eksperimen) kenyataan pada atom. Dan juga meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga kontroversial.
Pada zaman ini juga melihat
integrasi fisika dan kimia, pada zaman ini disebut dengan “Sains Besar”. Linus Pauling (1953) mengarang sebuah buku yang berjudul The
Nature of Chemical Bond menggunakan prinsip-prinsip mekanika kuantum.
Kemudian, karya Pauling memuncak dalam pemodelan fisik DNA, “rahasia kehidupan”. Pada tahun ini juga James D. Watson, Francis Crick dan Rosalind Franklin menjelaskan struktur dasar DNA, bahan genetik untuk mengungkapkan kehidupan dalam segala bentuknya. Hal
ini memicu rekayasa genetika yang dimulai tahun 1990 untuk memetakan seluruh
manusia genom (dalam Human Genome Project) dan telah disebut-sebut sebagai
berpotensi memiliki manfaat medis yang besar.
Pada tahun yang sama, percobaan Miller-Urey dibuktikan dalam sebuah simulasi proses primordial,
yang merupakan unsur dasar protein, sederhana asam amino, bisa dibangun sendiri dari molekul sederhana. Pada tahun
1925, Werner Heisenberg dan Erwin Schrödinger memformulasikan mekanika kuantum, yang menjelaskan teori kuantum sebelumnya. Kemudian ada
juga pengamatan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929 bahwa kecepatan di mana galaksi surut
berkorelasi positif dengan jarak, mengarah pada pemahaman bahwa alam semesta
mengembang, dan perumusan teori Big Bang oleh Georges Lemaitre. Pengembangan bom atom di era “Sains Besar” selanjutnya terjadi selama Perang Dunia II, yang mengarah
ke aplikasi praktis dari radar dan pengembangan dan penggunaan bom atom. Meskipun proses itu dimulai dengan penemuan siklotron oleh Ernest O. Lawrence di tahun 1930-an. Di bidang Geologi yang paling fenomenal
adalah teori “pergeseran benua” oleh Alfred Wegener. Teori “Lempeng Tektonik” itu sudah digagas pada tahun
1910-an, data dikumpulkan pada 1950 sampai 1960-an, kemudian diakui dan
digunakan pada tahun 1970.
Selain kimia dan fisika, teknologi
komunikasi dan informasi berkembang pesat pada zaman ini. Sebut saja beberapa
penemuan yang dilansir oleh nusantaranews.wordpress.com sebagai penemuan
yang merubah warna dunia, yaitu: Listrik, Elektronika (transistor dan IC),
Robotika (mesin produksi dan mesin pertanian), TV dan Radio, Teknologi Nuklir,
Mesin Transportasi, Komputer, Internet, Pesawat Terbang, Telepon dan Seluler,
Rekayasa Pertanian dan DNA, Perminyakan, Teknologi Luar Angkasa, AC dan Kulkas,
Rekayasa Material, Teknologi Kesehatan (laser, IR, USG), Fiber Optic, dan
Fotografi (kamera, video). Kini, penemuan terbaru di bidang Teknologi telah
muncul kembali. Tempo (Rabu, 07 Mei 2008) dan sumber lain telah memberitakan
penemuan “Memristor”. Ini merupakan penemuan Leon Chua, profesor teknik
elektro dan ilmu komputer di University of California Berkeley. Keberhasilan
itu menghidupkan kembali mimpi untuk bisa mengembangkan sistem-sistem
elektronik dengan efisiensi energi yang jauh lebih tinggi daripada saat ini.
Caranya, memori yang bisa mempertahankan informasi bahkan ketika power-nya
mati, sehingga tidak perlu ada jeda waktu untuk komputer untuk boot up,
misalnya, ketika dinyalakan kembali dari kondisi mati. Hal ini digambarkan
seperti menyala-mematikan lampu listrik, ke depan komputer juga seperti itu
(bisa dihidup-matikan dengan sangat mudah dan cepat).
3. Contoh Revolusi Ilmu
Perkembangan ilmu dari zaman pra
Yunani kuno sampai saat ini telah mengalami banyak perubahan. Hal itu didorong
oleh rasa keingin-tahuan manusia dengan hal-hal baru yang belum ada sebelumnya.
Dengan semua ini dapat mengembangkan potensi kreatif individu dan kelompok yang
merupakan kemungkinan dan kekuatan dalam rangka perubahan kehidupan manusia.
Dalam tenggang waktu yang sangat lama ini berbagai bidang ilmu mengalami
revolusi. Sebagaimana pendapat Kuhn dalam buku C.Verhaak dan Haryono Imam
(1995), menyatakan bahwa ilmu memang berkembang secara revolusioner.
Dapat dikatakan bahwa revolusi
dilakukan dengan membuang paradigma lama yang telah kritis dan mengambil
paradigma baru yang berlawanan dan bertentangan. Naman, paradigma baru tersebut
dianggap lebih rasional, logis, dan diyakini lebih memberikan janji atas
kemampuannya memecahkan masalah untuk masa depan.
Dari periodisasi serta pengenalan
tokoh dan karyanya pada uraian di atas, kita bisa mengetahui contoh revolusi
yang terjadi. Adapun contoh dari revolusi ilmu tersebut dapat dilihat pada
penjelasan di bawah ini:
Revolusi Astronomi
Dulu orang hanya mengetahui hanya
ada lima planet di cakrawala kita. Kemudian
dengan laju-pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka ditemukan
kembali tiga
planet baru dan ribuan planet kecil, hal ini mengindikasikan bahwasanya
kemajuan dari aspek astronomi kian pesat. Kemudian, masyarakat yang
beradap sekarang percaya
bahwa bumi dengan semua anggota tata surya beredar mengelilingi
matahari. Dan hal ini merupakan susunan kecil dari galaksi yang ada di jagad
raya ini. Tetapi, semula
orang beranggapan, bahwa bumilah pusat alam semesta. Semua benda
angkasa beredar mengelilingi bumi. Beberapa
tokoh dalam revolusi ini adalah
Nicolaus Copernicus, Kepler, dan Galileo.
Revolusi Fisika
Berawal dari hukum gerak dan
grafitasi yang di bawa oleh Newton, dan penemuan listrik dan
magnetisme oleh Faraday, Ohm, dan lain-lain selama awal abad ke-19.
Studi-studi ini mengarah pada penyatuan dari dua fenomena menjadi satu teori
elektromagnetisme, oleh Maxwell (dikenal sebagai persamaan Maxwell). Pada awal abad ke-20 hal ini
membawa sebuah revolusi dalam fisika. Menurut Salam (2004), hal tersebut
benar-benar menghantarkan manusia ke zaman listrik dan industri modern.
Hingga pada saat ini bidang fisika
terus mengalami perkembangan. Akhirnya dari revolusi
fisika berkembang menjadi Revolusi Elektromagnetik (www.Keudekupi.com/Revolusi-Teknologi). Revolusi elektromagnetik secara
drastis mengubah cara hidup manusia. Revolusi elektromagnetik
menghadirkan
sumber daya listrik, telekomunikasi radio, televisi, radar dan
telepon/telegraph, hingga sinar x yang digunakan dalam dunia yang sangat
luas. Komunikasi yang sebelumnya
mengandalkan surat dan
kurir, sehingga pesan sampai di tangan penerima
setelah beberapa lama, sekarang mengandalkan
gelombang elektromagnetik yang
merambat dengan kecepatan sangat
tinggi.
Sedangkan dalam Keudekupi.com
yang membahas tentang revolusi teknologi, menambahkan ada beberapa revolusi,
diantaranya:
Revolusi Industri
Revolusi industri yang dimulai
dengan pembuatan mesin uap di tahun 1789, memberikan percepatan
yang begitu besar terhadap perubahan prinsip-prinsip
produksi dari pemanfaatan tenaga
hewan/manusia ke tenaga mesin. Mesin-mesin dihasilkan untuk
kebutuhan pabrik dan transportasi. Kapal layar berganti menjadi kapal uap.
Muncul kereta api dan mobil untuk menggantikan kereta kuda. Aktor pada
revolusi ini
adalah James Watt. Perkembangan setelah revolusi industri membawa
pada penggunaan minyak untuk
menggerakkan mesin serta rekayasa pompa
untuk membuat ruang
vakum dan ruang bertekanan tinggi.
Revolusi Semikonduktor
Revolusi ini dimulai dengan
rekayasa transistor di tahun 1947. Revolusi ini dapat juga dinamakan sebagai Revolusi
Elektronika. Penemuan transistor membuat dunia elektronika menjadi
sederhana dan murah. Radio, televisi, telepon, perangkat pesawat terbang alat
elektronik lainnya menjadi sederhana. Dengan alat ini, ribuan produk yang
memudahkan kehidupan manusia pun dihasilkan. Dunia komputer juga merupakan
produk atau efek dari revolusi semikonduktor ini. Begitu juga dengan teknologi
laser, internet (nirkabel) dan mobile communication (telepon genggam).
Revolusi ini masih juga akan berkembang ke penggunaan memristor.
Revolusi Fotografi
Awal mula dari revolusi ini dimulai
pada tahun 1988. Revolusi ini mengubah total mekanisme fotografi dan
menenggelamkan penggunaan film emulsi dan kertas foto. Revolusi ini
dimungkinkan oleh rekayasa CCD (charge coupled devices) pada tahun 1969 dan
diwujudkan sebagai piranti yang mampu merekam gambar pada tahun 1974. Kualitas
gambarnya pada waktu itu masih rendah dan masih hitam-putih, serta masih
bersifat analog. Perusahaan Fuji memulai era fotografi digital dengan prototipe
komersial di tahun 1988, yang kemudian diikuti oleh Kodak dengan kamera
beresolusi 1,3 megapiksel di tahun 1991. Revolusi fotografi digital ini, dapat
kita lihat, memberikan efek yang dahsyat pada manusia. Fotografi digital
menyebabkan era fotografi pelat emulsi yang berkembang secara evolusi sejak
abad 19 berakhir. Fotografi menjadi hal yang sangat mudah, sangat murah, dan
dipadu dengan teknologi komunikasi global, sebuah gambar dapat langsung
disebarkan ke seluruh dunia dalam waktu yang sangat-sangat singkat. Kamera
menjadi piranti yang terpasang di mana-mana, dari telepon genggam, laptop, bis,
sudut-sudut ruangan hingga ke satelit ruang angkasa.
4. Implikasi Revolusi Ilmu bagi
Perkembangan Ilmu
Perkembangan ilmu hingga saat ini
tidak lepas dari dampak revolusi ilmu. Revolusi yang telah terjadi tidak
berdampak pada suatu lokasi tertentu, tetapi telah berakibat untuk masyarakat
luas diseluruh penjuru dunia ini. Dengan revolusi ini, tentunya ilmu
pengetahuan mendorong kehidupan manusia menuju suatu keadaan yang lebih maju.
Dengan hal ini menghasilkan teknologi-teknologi yang memudahkan manusia, dan meningkatkan
kehidupan manusia. Dalam jangka waktu yang lama menurut Thoyibi (1997:61)
berawal dari revolusi maka manusia akan bisa menjangkau kehiduannya dari segala
segi dan sendinya dan hingga akhirnya akan merubah kebudayaan manusia juga.
Dari konsekuensi kemajuan teknologi,
ada pula dampak negatifnya. Menurut Thoyibi (1997:60) dengan kemajuan ilmu
pengetahuan yang ada, akan mendorong bertumbuhnya jiwa arogansi ilmiah yang
akan menghancurkan manusia sendiri. Dalam hal ini tentunya bisa dilihat dari
aspek internal maupun eksternal. Aspek internal dilihat dari konflik batin yang
akan dialami ilmuwan (terutama ahli genetika dan bio-medika). Menurut Verhaak
dan Imam (1995), mereka akan dihadapkan dengan prinsip “lakukan apa saja sejauh
bida” atau prinsip “lakukan sesuatu asalkan semakin meningkatkan kemanusiaan”.
Kemudian dari aspek eksternal bisa dilihat dari dampak yang akan terjadi bagi
lingkungan atau habitat manusia dan makhluk hidup di bumi ini. Dari
perkembangan ilmu yang tidak bisa dikendalikan itu bisa dilihat pada bidang
persenjataan, bidang kedokteran, dan bidang industri maju.